Ini bukan kisah orang biasa yang ketipu SMS yang menjanjikan hadiah jutaan. Tapi kisah seorang Presiden NKRI dan dilema yang dihadapinya tentang energi dan tentu ini menyinggung BBM juga. Kontroversi dan misteri Blue Energy rupanya mengarah pada titik yang mulai terang bagai lampu sorot di panggung Srimulat. Kemarin-kemarin, ini masih isu hangat remang-remang bagai lampu cempor dibalik layar Wayang Kulit yang manggung di pesta sunatan anak kampung. Isu itu semakin menghangat sehubungan dengan penemunya yang raib yaitu Joko Suprapto. Lantas isu pun berkembang menjadi kasak kusuk kalau ada kemungkinan Blue Energy itu HoaX Cuih…cuih..cuih..(sambil ngeludah).

Karena penasaran, beberapa hari yang lalu, saya buka blognya Mbah Rovicky (http://rovicky.wordpress.com) yang oke banget kalau ngomongin masalah energi, geologi, minyak, lupur Lapindo, dan sejenisnya. Saya baca tulisan mbah yang satu ini, dan ternyata remang-remang mulai terang satelah ada penjelasan gamblang tentang Blue Energy dengan kemungkinan adanya tipu muslihat didalamnya alias Hoax.

Hari ini (30/5) saya iseng beli KoranTempo yang harganya 1000 perak. Halaman depannya membicarakan suatu headline yang sudah beberapa lama ini timbul tenggelam dalam kancah pergulatan informasi dan politik Indonesia yaitu “kontroversi Blue Energy”. Diantara maraknya demo kenaikan BBM, BLT dan BLM, maka mulai jelaslah sudah Presiden RI yang terhormat Bapak SBY telah disilapkan pikirannya dengan Blue Energy oleh orang-orang dekat dengannya.

Orang yang terkecoh dengan tipu-menipu biasanya berada dalam kondisi yang terdesak. Baik terdesak karena banyak masalah maupun terdesak oleh karena ia tidak memperoleh informasi yang benar tentang situasi yang sebenarnya. Atau terdesak karena tak bisa yang ia percayai dari orang sekelilingnya. Nah, kalau kebetulan Anda berada di posisi yang dekat-dekat dengan orang yang mulai terdesak, solusi apapun mungkin akan masuk dengan mudah. Termasuk solusi ajaib yang menjanjikan seperti halnya Blue Energy. Saya tak tahu kenapa hal ini bisa terjadi pada seorang presiden yang dikenal sebagai intelektual, baik di kalangan ABRI, politikus maupun masyarakat yang telah memilihnya. Keadaan ini menunjukkan suatu kemungkinan yang buruk kalau orang disekitar SBY kurang peduli dengan keadaan yang dihadapi oleh beliau. Akhirnya beliau pun bersandar pada yang masih setia kepadanya. Setidaknya, setia dalam tanda kutip karena boleh jadi kesetiaan itu karena melihat ada kesempatan dan peluang yang bisa dimainkan. Peringatan presenter kriminal Bung Napi di TV menunjukkan kebenaran yang sering mengingatkan waspadalah kejahatan bisa terjadi karena adanya kesempatan. Dan itulah yang terjadi ketika misteri Blue Energy yang maunya ditutupi terungkap kemustahilannya.

Pendapat saya, seorang presiden mestinya bukan sekedar di kawal oleh Paspampres yang siap mati untuk melindunginya. Tapi pikiran dan hatinya juga perlu di kawal. Kalau saya jadi presiden saya akan diiringi dengan segerombolan para penasehat ahli secara teknis maupun non teknis. Entah kemana para penasehat ahli SBY ini kok ia terjebak dalam dilema yang menurut saya serius bagi seorang presiden. Kalau jabatannya masih lurah mah silahkan saja menggunakan solusi yang aneh, yang jelas risiko tetap tanggung sendiri. Tapi seorang presiden sampai terjebak dilema energi dan jatuh dalam pelukan tipu daya dengan menggunakan label Blue Energy menurut saya sudah “Terlalu“. Dan keterlaluan itu bukan sekedar keteledoran Presiden semata tapi juga keteledoran orang-orang dekatnya yang membiarkan ia jatuh ke dalam lumpur kekeliruan yang sangat memalukan. Bukan saja fatal, tapi benar-benar pabalieut dan tidak masuk akal, dan menunjukkan probabilitas kemungkinan rendahnya loyalitas para pembantu presiden terhadap kepentingan presiden sebagai kepala negara maupun kepentingan nasional yang dipanggul di pundaknya.

Mudah-mudahan kasus yang memalukan tentang Blue Energy ini benar-benar diungkapkan dengan jujur. Karena hanya dengan kejujuran saja rakyat masih bisa berharap kalau presiden yang telah dipilihnya, ataupun siapapun nanti yang jadi presiden RI harus tetap ingat kalau posisinya menuntut intelektualitas yang jujur, dan semangat yang jujur untuk mensejahterakan rakyat Indonesia sesuai dengan nilai-nilai Pancasilan yang bunyi sila pertamanya Ketuhanan Yang Maha Esa.

Yang saya sayangkan juga, para ahli yang kompeten di bidang energi seolah enggan sekali ngomong secara terbuka ke masyarakat tentang masalah Blue Energy ini. Ewuh pakewuh yang tidak perlu seharusnya jangan dipelihara karena akan berakibat fatal. Apalagi ini di tingkat paling tinggi dalam hirarki sistem sosial dan politik NKRI.

Mau kemana NKRI kalau di tingkat presiden saja para penipu masih bebas bisa beraksi? Wis Wayae (sudah waktunya, bahasa Cirebon) cara menangani masalah di Indonesia itu menggunakan akal pikiran yang sehat dan jernih dengan hati yang tulus, dengan keyakinan yang benar, bukan dengan tipu muslihat anak kecil. Emangnya rakyat Indonesia itu masih anak-anak? Childhood End my friends.

atmnd114912 30/5/2008

12 pemikiran pada “Presiden SBY Ketipu Blue Energy Juga??!#@*

  1. Kalau Blue Energy nya sih benar, memang teknologinya ada. Namun, belum benar-benar dapat menggantikan bahan bakar fosil, apalagi bisa menalangi dampak BBM. Masih perlu waktu yang lama , mungkin perlu revolusi dalam desain pemesinan dan pembakaran untuk bisa digunakan dengan layak. Lihat tulisan Mbah Rovicky di blognya, ada penjelasan yang baik disana tentang aspek teknis Blue Energy (http://rovicky.wordpress.com)

  2. Wah jan… aku terhipnotis ama judulnya

    yeah…. pengamatan anda jeli betul, kalo cuman sesekali ketipu Blue Energy (Juga) itu mah soal keciii…ll dg dalih yah namanya manusia indonesia jua lah, apalagi kalo segera nyadar abis baca blog ini :mrgreen:
    Udeh… maapin aja lah

    Lha gimana coba kalo selama ini ternyata ketipu ama segerombolan para penasehat ahli secara teknis maupun non teknis itu?? Duh!…. Cape dah
    Modah2an seeh jangan sampe terjadi ya

Tinggalkan Balasan ke GrageCirebon Batalkan balasan