Perang Asimetri Dibalik Kampanye LGBT dan Isu HAM

Presiden Rusia Putin tiba-tiba menggebah dunia dengan isu Perang Asimetris kepada kelompok yang mengkampanyekan LGBT di negeranya. Putin saat ini mengesahkan UU anti Gay untuk mencegah ancaman perang asimetris yang menggunakan isu LGBT dan HAM sebagai senjata. Singapura , negeri tetangga yang makmur itu, bahkan sudah mensahkan UU anti gay. Pengadilan tertinggi Singapura, Rabu (29/10/2014), memutuskan undang-undang yang mengkriminalkan hubungan seksual antar-pria, sejalan dengan konstitusi negeri tersebut. Apa itu perang asimetris?

Baca lebih lanjut

Dechipering “2012”

2012Belakangan ini, tepatnya sekitar lima tahunan yang lalu, tak lama setelah tsunami membelalakkan mata semua orang di Planet Bumi ini, isu 2012  mencuat ke permukaan. Khususnya di Internet, media distribusi informasi yang saat ini sudah merambah kemana-mana. Disebut kemana-mana karena sekarang ini mobile device sudah lebih mampu beradaptasi dengan internet dan lebih murah dan terjangkau harganya. Akibatnya akses informasi di masyarakat semakin mudah dan cepat meluas. Belum lagi pemberitaan yang gencar atas suatu peristiwa menyebabkan percepatan sebaran informasi. Baik informasi itu gosip atau suatu informasi yang bernilai. Baca lebih lanjut

Korban Mudik TIAP TAHUN Jauh Lebih Besar Ketimbang Korban Bom JW Mariot-Ritz

mudik1_kendariposPagi-pagi mendengar berita editorial Metro TV memang sudah jadi kebiasaan. Pagi ini (25/9/2009) saya agak telat. Tapi nampaknya sedang membincangkan korban mudik yang tahun ini dilaporkan meningkat. Dari banyaknya komentator Editorial Metro TV, ada satu yang menarik dan agak menyentak. Komentar kritis dan kritik itu disampaikan oleh Pak Sunoto, dari Cirebon. Kebetulan saya tahu siapa Sunoto karena ia kalau tak salah nikah dengan teman SMA saya di Cirebon. Komentarnya yang baru saja saya distribusikan via Twitter @montonx kira-kira sebagai berikut.

“Jumlah korban mudik itu 10 kali lebih besar dari korban Bom Marriot, tapi kapan Presiden menitikkan airmata untuk korban-korban ini? Apa negara salah urus atau belum diurus”. Baca lebih lanjut

Akhir Drama Noor Din M. Top

Setelah diburu selama 9 tahun karena berbagai kasus teror di Indonesia, akhirnya, 17/9/2009 , kisah Noordin M. Top pun berakhir sudah.

Sore 17/9/2009, dengan penuh kemenangan, Kapolri kemudian mengumumkan hasil buruan Densus 88 bahwa empat dari korban yang tewas dalam baku tembak di Mojosongo, Kartasura atau Solo itu adalah Noordin M. Top. Teroris warganegara Malaysia yang malang melintang di Indonesia dengan mengatasnamakan Jihad dan Agama Islam.

noordindalam

Tiga teroris lainnya yang tewas adalah Uswah, Maruto, dan Susilo yang mempunyai rumah kontrakan yang akhirnya menjadi sudut terakhir Noordin M. Top  cs bersembunyi. Uswah dan Maruto diketahui merupakan buronan polisi juga karena keterlibatannya di berbagai peristiwa pengeboman. Uswah, terakhir terlibat pengeboman J.W Marriot dan Rityz  Carlton tanggal 17/7/2009 yang lalu yang melibatkan Ibrohim. Ibrohim sendiri tewas dalam penyergapan di Temanggung beberapa waktu sebelumnya.

noordin04

Kelompok teroris Noordin M. Top sudah dikenal sebagai bagian dari jamaah Islamiyah Asia Tenggara. Beberapa temuan lapangan juga nampaknya menunjukkan kalau kelompok Noordin M. Top berhubungan erat dengan J.I internasional dimana pendanaannya nampaknya berhubungan dengan aktifitas J.I wilayah Timur Tengah terutama Yaman dan Saudi Arabia.

Noordin_SJ-dan-Ali

Beberapa minggu sebelum penyergapan terakhir itu, polisi sudah mencokok Ali Muhammad, sosok dari Timur Tengah yang diduga menjadi mata rantai pendanaan di Timur Tengah.

Beberapa hari kemudian, Muhammad Jibril, yang dikenal sebagai pemilik situs media online jihad ar rahman.com, ditangkap Densus 88 . Muhammad Jibril dicokok Densus 88 dan diduga menjadi mata rantai pendanaan Jamaah Islamiyah jugaJibr. Muhammad Jibril dikethui mempunyai hubungan yang dekat dengan Noordin yaitu sebagai guru dan murid.

Ali Muhammad diketahui berhubungan dengan ustad Syaifudin Juhri dan Ibrohim. Ustad Syaifuddin Juhri kemudian diketahui merupakan salah satu lagi tokoh Jamaah Islamiyah Asia Tenggara. Setelah rangkaian penangkapan besar-besaran jaringan teroris yang menyokong Noordin M. Top itulah nampaknya ruang gerak Noordin M. Top semakin menyempit. Puncaknya, tanggal 17/9/2009 Kamis pagi yang lalu ia terjebak dengan buronan lainnya di Mojosongo Solo, Jawa Tengah. Dan berakhirlah kisah Noordin M. Top .

Namun, itu nampaknya hanya sementara. Temuan polisi di lapangan nampaknya mengarai adanya jaringan baru selain Noordin M. Top yang masih aktif. Dugaan sementara mengarah pada sosok ustad Syaifudin Juhri yang sampai hari ini masih buron.

Bagaimana Noordin M. Top bisa malang melintang selama 9 tahun di Indonesia merupakan suatu kasus yang menarik karena ini menunjukkan kemampuannya membangun jaringan dan sel teroris. Meskipun setelah peristiwa penyergapan di Batu Malang menewaskan Dr. Azahari , guru sekaligus partnernya dari Malaysia, Noordin M. Top nampaknya pantang menyerah dan membangun jaringan dan sel sendiri.

Noordin maupun Dr. Azahari selama ini memang merupakan duo Teroris Malaysia yang terlibat dalam beberapa aksi pengeboman di Indonesia selama 10 tahun terakhir. Bahkan sebelum dikenal benar sebagai teroris, keduanya berhubungan sebagai guru dan murid. Dr. Azahari sendiri nampaknya sebelum terjun dan dikenal dalam dunia teorisme adalah seorang akademisi dan pernah mengajar pelatihan di Indonesia dalam bidang keahliannya.  Setidaknya, gelombang pengeboman karya Dr. Azahari dan Noordin mulai muncul di Indonesia pasca serangan 911 di Amerika Serikat ditahun 2001 yang lalu. Namun, Dr. Azahari ataupun Noordin nampaknya sudah terlibat dalam konflik-konflik di Indonesia dan Filipina semisal konflik Poso dan Maluku.

Kenapa kelompok Noordin dapat bergerak leluasa di Jawa dan Sumatera nampaknya perlu mendapat perhatian serius. Sudah sejak dulu terkenal satu ungkapan kalau ingin mengausai Indonesia, maka kuasailah Jawa. Ungkapan ini nampaknya mempunyai kebenaran dari sisi geopolitik Indonesia karena Jawa maupun Sumatera merupakan kepulauan dengan penduduk yang padat. Karena kepadatannya itu, Jawa maupun Sumatera mempunyai banyak permasalahn sosial-politik yang komplek ketimbang kepulauan lainnya. Dengan  penduduk yang sangat rapat, maka sangat mudah untuk membangun kantong-kantong persembunyian ataupun sel-sel organisasi bawah tanah. Belum lagi masalah ketidakadilan sosial yang sangat mencolok di beberapa wilayah di Jawa maupun Sumatera, misalnya kantong-kantong kemiskinan yang tersebar di Jawa tengah, Timur maupun Jawa barat.

Kalau kita perhatikan secara menyeluruh saja, lintasan jaringan Noordin menyebar dari Jawa Barat, khususnya di daerah Banten, Jawa Barat khususnya disekitar Bogor, Jawa Tengah, Jogjakarta dan Jawa Timur. Namun, pola jaringan itu nampaknya sangat kuat berhubungan dengan wilayah-wilayah yang berhubungan dengan kurangnya kesejahteraan.

Banyaknya kalangan bawah yang terlibat menunjukkan kalau wilayah-wilayah yang dijadikan persinggahan Noordin cs mempunyai dilema ketidakseimbangan dalam hal pendidikan dan kesempatan untuk meraih kesejahteraan. Belum lagi wilayah-wilayah di tempat terpencil dimana pendidikan keagamaan mungkin tidak lagi diperhatikan dengan serius kecuali seadanya. Akibatnya sedikit sekali pengetahuan tentang agama yang benar-benar memadai untuk memahami apa arti agama itu sendiri. Khususnya agama Islam. Boleh jadi banyak pesantren di bangun, namun sejuah mana kualitas pendidikan pesantren ini diperhatikan dan kemana lulusannya akan berkiprah? Adakah ustad-ustad yang brilian yang mau berdakwah di kantong-kantong daerah yang katakan saja tertinggal secara ekonomi? Mungkin jarang sekali dan disinilah lubang masuk kelompok teroris akan terbuka. Karena iu, pihak berwenang  seperti MUI mestinya perlu lebih memperhatikan aspek pendidikan dan kesejahteraan pesantren di daerah maupun sarana pendidikan agama di daerah tertinggal supaya upaya-upaya yang dilakukan oleh kelompok teroris maupun ajaran meyimpang yang mengatasnamakan Agama Islam dapat diminimalisir.